KARAKTER ETOS KEWIRAUSAHAAN PEREMPUAN MENGGUGAT MAKNA CANTIK

SELAMAT HARI KARTINI 2025, KARAKTER ETOS KEWIRAUSAHAAN PEREMPUAN. MENGGUGAT MAKNA CANTIK (CANTIK + GIAT USAHA + BERANI KOTOR ITU = HEBAT)
                             

Oleh: A. Hanief Saha Ghafur
Ketua Umum Pengurus Pusat Majelis Kridatama Pancasila (PP- MKP);
Guru Besar di Sekolah Kajian Stratejik & Global (SKSG), Universitas Indonesia. 

♡ Lets the beauty of what you love, be what you do. 
♡ The beauty you see me is reflection of you.

(Jalaluddin Rumi)

Karakter etos sejatinya lahir dari sosok kepribadian seseorang ataupun kepribadian kolektif suatu bangsa. Karakter etos adalah semangat, daya dorong penting dan ikon kuat yang dijalani secara konsisten dalam kebiasaan sikap dan perilaku. Setiap orang dan bangsa memiliki karakter etos dan kepribadian khasnya sendiri yang bisa dibedakan dengan orang lain. Jika ada semilyar manusia, maka dipastikan ada semilyar pula karakter kepribadiannya. Dalam tulisan ini saya menampilkan dua pola kepribadian, namun ternyata ada dalam satu sosok seorang perempuan. Dua pola kepribadian ini pada umumnya jarang menyatu dan serinh menjadi karakter terpisah, serta dimiliki berbeda antara kepribadian satu dengan yang lain, yaitu kepribadian perempuan cantik dan kepribadian pegiat wirausaha. Khususnya perempuan wirausaha yang baru memulai bisnisnya. Perempuan cantik biasanya enggan kotor, pesolek, dan selalu menjaga penampilan. Berbeda dengan perempuan wirausaha yang baru memulai debut bisnisnya. Mereka biasanya harus siap kotor, kerja keras, dan tak kenal menyerah. Tulisan ini ingin menyodorkan sosok perempuan cantik, muda, dan sukses, dengan karakter etos kewirausahaan yang kuat, siap kotor, gigih, giat kerja, dan tak kenal menyerah. 

Sosok karakter etos ini menyatukan dua pola kepribadian dalam satu sosok perempuan cantik yang berwirausaha. Mereka tiga bersaudara saling menyokong untuk menghidupi ekonomi keluarga. Sosok anak perempuan dari keluarga Betawi. Anak dari ayah blantik sapi dan kambing. Dagangannya diserahkan penuh ke anak gadis tertua yang sedang ambil kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Si anak bekerja bekerja berbagi waktu antara tugas kuliah dan melayani para pembeli dengan ramah. Cantik si gadis, namun berani kotor, keluar-masuk kandang, tanpa risih dan canggung melayani. Bagi Si kakak perempuan, cantik sejati tak semata hidup jadi etalase dan pamer di rumah kaca. Tetapi gigih dan giat bekerja untuk sukses mengabdi pada kehidupan. Teladan kegigihan, keteguhan, dan kerja keras untuk keluarga.

Sejatinya cantik itu relatif dan tidak bisa menjadi indikator universal. Bahkan cantik itu selalu bersifat parokialistik dan lokalistik milik subyektiftas suku dan ras tertentu. Namun semakin kencangnya hembusan globalisasi, memberi kesan seolah gambaran cantik itu semakin kuat mengarah kepada perempuan Berbie berkulit putih dari Eropa dan Amerika. Secara tidak sadar, menjadikan cantik khas wanita Barat menjadi referensi kecantikan dunia saat ini. Referensi itu semakin diperkuat oleh kekuatan ekonomi, kemampuan teknologi, & pasar yang telah menglobalisasikan budayanya. Menjadikan cantik itu akrab dengan dunia komersial, bisa diperdagangkan & persaingkan. Seolah bagi yg kalah maju dan tidak mampu bersaing di pasar tidak berhak untuk disebut cantik atau paling tidak, tidak boleh menjadi referensi cantik. 

Sejatinya orang Afrika dan Afro-Americans juga punya definisi dan gambaran tersendiri tentang cantik, berbeda dengan orang Eropa dan Amerika kulit putih. Orang Afrika berkulit hitam tidak bisa dipaksa punya gambaran yg sama dengan orang kulit putih. Oleh karena itu, kita jangan pernah mau didekkte untuk mendefinisikan cantik menurut orang lain. Jadilah diri kita sendiri dan dimulailah dari persepsi dan kesadaran dalam diri kita sendiri.

Hanya karena kesadaran kita dibombardir terus menerus oleh media, khususnya media Barat sehingga kita punya imaji cantik itu identik dengan kulit putih. Bedak dan bonekapun harus putih. Memberi kesan seolah hitam itu gelap dan kotor. Cantik itu seperti wanita Barbie berkulit putih dari Paris, New York, London dan terutama dari pusat-pusat mode dunia. Hitam itu identik dengan jelek, kotor, dan gelap. 

Sekarang coba kita berandai-andai kemajuan peradaban dunia itu ada di Afrika. Pusat mode dan industri kecantikan dunia itu ada di Afrika. Pasti kita semua berlomba-lomba meniru wajah Afrika. Bedak kita bukan putih, tetapi hitam. Bahkan itu bagi orang desa tidak perlu sulit mencari bedak, cukup pantat wajan-pun juga jadi.

Sekarang pada diri orang-orang tertentu justeru gambaran cantik itu telah bergeser dari bermakna indah menjadikan kita rasis tanpa sadar. Kesadaran rasis berdasarkan warna kulit dan orientasi cantik. Menerima begitu saja kesan dan gambaran monolitik tentang cantik berdasarkan warna kulit. Apa yang salah ?? Yang salah adalah kesadaran diri kita sendiri yang reseptif, tidak kritis, dan menerima kebudayaan begitu saja. Terutama kosmopolitanisme budaya kaum urban melalui marketing dan tebaran media promosi dan iklan komersial. Budaya inilah yg diglobalisasikan ke seluruh penjuru dunia. Diglobalisasikan dari pusat-pusat metropolis dunia ke daerah-daerah pinggiran (peripherals) di kampung-kampung kita.

Oleh karena itu, buatlah definisi cantik itu selalu relatif dan subyektif. Tak semata cantik lahir, tapi juga cantik batin. Tak semata kata benda, tetapi juga kata kerja. Tak semata suka bersolek. Tetapi juga mau bercermin. Seperti kalam hikmah dari Jalaluddin Rumi : Biarkan keindahan dari apa yang kamu cintai itu menjadi apa yang kamu lakukan. Walaupun tidak mudah untuk menggeser semua kepribadian itu. Apalagi jika sudah dimapankan  menjadi perilaku dan kebiasaan. 

Saat ini banyak para Kartini Indonesia yang sudah maju, mandiri, dan sejahtera. Namun nun jauh di pelosok desa kita masih banyak perempuan yang perlu diberdayakan & disejahterakan. Mereka berani kotor, siap berkeringat, dan kerja keras sekedar mengais rezeki untuk keluarganya. Namun mereka tetap tegar dan berani bertaruh untuk kehidupan dan kesejahteraan keluarganya. Beri mereka peluang dan kesempatan untuk berwirausaha. Saya optimis mereka bisa juga jadi taipan sukses. SELAMAT HARI KARTINI 2025. Salam satu hati dan satu tekad untuk kemajuan perempuan wirausaha. Peluang dan kesempatan ditunggu dari Kartiyem, Karsiyem, dan Kartinem di pelosok desa untuk kita dan Anda semua. Salam 
             
HSG,
Depok 21 April  2025.





Previous Post Next Post